Rabu, 22 April 2009

Organisasi Bisnis yang Hebat

Bicara tentang organisasi bisnis yang hebat selalu saja memberikan inspirasi kepada para praktisi bisnis. Ukuran-ukurannya banyak disebutkan orang. Misalnya, produk dan layanan yang unggul, hasil penjualan/revenue yang tinggi, laba yang melambung, kepuasan pelanggan, citra yang bagus, pangsa pasar yang meningkat, dan lain-lain.

Akan tetapi, apa artinya revenue dan laba yang tinggi jika pada tahun-tahun selanjutnya terjadi kemunduran? Apa artinya pelanggan yang puas jika satu demi satu para pelanggan pindah ”ke lain hati”? Apa artinya pangsa pasar meningkat jika para karyawan tidak puas dan lama-kelamaan produktivitasnya menurun, atau pindah ke perusahaan lain? Apa artinya citra yang bagus jika hanya sebatas citra pelayanan dan produk yang bagus, dan tidak ada nilai sosialnya?

Di era pengetahuan sekarang ini, organisasi yang hebat ternyata memenuhi empat kriteria penting yang membedakannya dengan organisasi lain. Pertama, kinerja unggul yang dapat dipertahankan. Ada sebuah istilah yang bagus untuk dipinjam, yaitu batting average. Arti istilah tersebut adalah persentase keberhasilan dalam sejumlah upaya. Contohnya, dalam penetapan dan pencapaian target selama sepuluh tahun terakhir, berapa persen yang berhasil dicapai perusahaan? Jika tujuh dari sepuluh tahun berhasil mencapai target, batting average-nya adalah 70%. Organisasi yang hebat adalah yang batting average-nya tinggi. Ini mengindikasikan kemampuan mempertahankan kinerja.

Kedua, pelanggan yang amat setia. Jadi, bukan sekadar setia, yang mungkin bisa digoyang untuk pindah ke lain hati. Ketiga, karyawan yang sangat setia dan terlibat dalam pekerjaan sehari-hari. Keempat, kontribusi yang menonjol (distinctive) kepada masyarakat. Perusahaan-perusahaan mana saja yang boleh disebut sebagai organisasi yang hebat? Dalam skala global, nama-nama besar yang sering disebut adalah Toyota-Jepang, Nokia-Finlandia, BP-Inggris, GE-AS, dan Samsung Group-Korea Selatan. Dalam skala nasional, ada beberapa contoh, seperti PT Astra International Tbk. dan PT Unilever Indonesia Tbk.

Apakah penyebutan nama-nama besar perusahaan, baik dari luar negeri maupun dalam negeri, lantas diartikan bahwa organisasi bisnis yang hebat itu adalah yang berskala besar? Tentu tidak. Sepanjang sebuah organisasi mampu memenuhi empat syarat tadi, maka mereka bisa disebut sebagai organisasi yang hebat.

Untuk dapat memenuhi empat kriteria itu, agar mampu meraih status organisasi yang hebat, diperlukan tiga hal (sedikit, tetapi memerlukan komitmen yang besar), yakni pemimpin yang hebat, individu yang efektif, dan eksekusi yang selaras (aligned). Pemimpin hebat diperlukan oleh sebuah tim atau sebuah organisasi. Banyak contoh membuktikan hal itu. Ada catatan di sini, pemimpin hebat tidak harus dia itu CEO atau direktur utama. Dia bisa berasal dari semua tingkatan manajerial perusahaan. Bisa dari manajemen puncak, bisa dari tingkatan menengah seperti kepala divisi, dan bisa pula dari tingkat first-line manager, baik yang disebut manajer maupun penyelia/supervisor.

Apa yang dilakukan pemimpin yang hebat? Jika itu kita tanyakan kepada 100 orang, mungkin kita akan menemukan 30-an hal yang harus dilakukan agar seseorang menjadi pemimpin yang hebat. Padahal, sebenarnya esensinya cukup empat saja agar seseorang bisa menjadi pemimpin yang hebat. Apa saja? Memberi ilham―termasuk menginspirasikan trust―memperjelas arah, menyelaraskan sistem, dan mengembangkan talenta bawahannya.

Dengan empat hal itu, seseorang akan mampu memimpin sekelompok orang dalam sebuah wadah, baik berskala kecil bernama tim, maupun berskala besar bernama organisasi. Menjadi tugas seorang pemimpin untuk memastikan organisasi mampu mengeksekusi strategi yang dicanangkan. Kemampuan membawa organisasi mengeksekusi adalah bagian dari kehebatan (greatness) seorang pemimpin. Termasuk dalam kemampuan ini adalah bagaimana membuat sejumlah kecil orang menggerakkan sebagian besar selebihnya (= hukum Pareto).

Pemimpin hebat tidak akan mampu membuat organisasi menjadi hebat jika ia tidak didukung oleh individu-individu yang efektif. Para individu ini dapat menjadi anggota tim dan sekaligus karyawan perusahaan yang efektif jika memenuhi enam hal, yakni bersikap fokus dan disiplin, berkarakter dipercaya (trustworthy), berkemampuan business judgement, bersikap proaktif, mampu bekerja sama dengan orang lain, dan mampu menjadi pendengar dan komunikator yang baik.

Di era sekarang yang merupakan era pengetahuan, para individu atau karyawan dalam perusahaan disebut sebagai knowledge worker. Mereka adalah orang-orang yang berpendidikan baik dan berketerampilan tinggi. Oleh karena itu, mereka mempunyai pilihan yang lebih banyak untuk bekerja di mana dan bagi siapa. Oleh karena itu pula, berbeda dari karyawan era industri, knowledge worker memandang diri mereka sebagai orang yang ”sukarela” bekerja bagi orang lain atau organisasi. Singkat kata, mereka memandang diri mereka sendiri sebagai ”sukarelawan”.

Memahami karakteristik knowledge worker penting bagi para pemimpin perusahaan yang ingin mencapai status ”hebat” atau ”great”. Cukup empat hal saja yang dilakukan oleh seorang pemimpin hebat, tetapi butuh jiwa besar dan komitmen tinggi agar bisa mewujudkannya.

Faktor ketiga, setelah pemimpin hebat dan individu efektif, adalah proses eksekusi dan fokus yang selaras (aligned). Satu kelemahan yang sering menghinggapi banyak perusahaan adalah ketidakmampuan mengeksekusi strategi perusahaan. Untuk mengatasinya diperlukan enam hal: kejelasan sasaran, komitmen, penerjemahan sasaran perusahaan menjadi sasaran unit kerja, lalu menjadi sasaran individu, enabling (pemampuan), sinergi, dan akuntabilitas.

Meski uraian sebelumnya banyak membahas organisasi bisnis, bukan berarti organisasi lain, yaitu pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan (yang nirlaba) tidak dapat menjalankannya. Mereka dapat mengadopsi dan mengadaptasi semua hal yang dibahas untuk organisasi bisnis dan menerapkannya guna mencapai idaman organisasi yang hebat.

Organisasi yang hebat (a great organization), baik organisasi bisnis maupun bukan, terwujud oleh para individu yang efektif dalam eksekusi organisasi, yang fokus, yang dipimpin oleh pemimpin yang hebat. Bisakah kita melakukannya? Pasti bisa.



Alex Denni
Human Capital & Execution Expert
Head of Consulting Group-Partner Dunamis

Tidak ada komentar: