Rabu, 22 April 2009

Execution Quotient

Suatu saat, Oprah Winfrey menuturkan tentang keberhasilannya dalam menurunkan berat badan. Sementara, kala itu banyak orang, terutama kaum hawa, yang ingin menurunkan berat badan, tetapi belum berhasil melakukannya. Kata Oprah, ia berhasil bukan karena lebih tahu dari kebanyakan orang lain menyangkut apa yang harus dilakukan untuk menurunkan berat badan. Sebab, kalau untuk ini, hampir semua orang pasti tahu jawabannya, yaitu menjaga pola makan; komposisi, jumlah, dan jadwalnya; serta melakukan olahraga secara teratur. Apa yang berbeda, menurut Oprah, hanyalah satu hal, yaitu eksekusi! Dia melakukan eksekusi atas apa yang diketahuinya tersebut.

Pengalaman Oprah mirip dengan yang terjadi di dunia bisnis. Pada umumnya perusahaan mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya, tetapi mengapa ada yang berhasil dan ada yang tidak? Padahal, dalam dunia yang hampir tak berbatas saat ini, setiap perusahaan dapat dengan mudah mengetahui dan meniru strategi yang diterapkan perusahaan lain di belahan dunia mana pun. Lalu, di mana letak perbedaan antara suatu perusahaan dan perusahaan lain yang memilih strategi yang sama? Jawabannya adalah pada kemampuan melakukan eksekusi.

Seorang konsultan manajemen, Ram Charan, dalam bukunya, Execution: The Discipline of Getting Things Done, mengatakan, “Execution is the great unaddressed issue in the business world today.” Kesuksesan bisnis sangat tergantung pada kualitas sasarannya. Namun, memiliki sasaran yang jelas baru sebagian dari pemecahan masalah. Sebagian lainnya adalah proses eksekusi dari sasaran tersebut. Charan mengatakan, “Sasaran tidak akan berarti banyak apabila tidak dianggap serius. Kegagalan untuk menindaklanjuti sasaran tersebut sering kita jumpai di dunia bisnis, dan penyebab utamanya adalah proses eksekusi yang buruk.” Banyak pemimpin yang menghadapi masalah pada kesenjangan eksekusi (execution gap), yaitu kesenjangan antara rencana mencapai sasaran dan realisasi pencapaiannya.

John Kotter dari Harvard Business School memverifikasi pola kesuksesan ini dalam penelitiannya terhadap para pemimpin bisnis yang terbukti sangat efektif. Ketika meneliti pekerjaan harian para general manager yang sukses, ia menemukan beberapa persamaan: para manajer tersebut sangat terfokus pada agendanya dengan sasaran utama yang jelas, dan mereka mempertahankan orang-orangnya secara konstan dan mengukur pergerakan pencapaian mereka terhadap sasaran-sasaran itu.

Hal ini kedengarannya mudah dilakukan. Ambil dua atau tiga sasaran yang “sangat penting”, yang sangat merupakan penentu kesuksesan organisasi Anda, dan perintahkan semua orang untuk fokus mengeksekusi sasaran utama tersebut. Namun, prakteknya ternyata tidak mudah. Eksekusi tidak dapat dilakukan secara mudah, sehingga karenanya eksekusi masih menjadi tantangan terbesar di kebanyakan organisasi.
Franklin Covey telah mengidentifikasi prinsip-prinsip penting dalam melakukan eksekusi dan mengembangkan suatu alat untuk mengukur penerapan prinsip-prinsip eksekusi yang disebut Execution Quotient, atau xQ metrik. xQ yang dilakukan di suatu organisasi adalah ukuran seberapa baik pimpinan dan karyawan mengeksekusi sasaran yang telah ditetapkan. xQ juga menjadi leading indicator yang dapat memprediksi kemampuan eksekusi. Oleh karena fungsinya yang demikian, xQ merupakan tolok ukur (metrik) kunci untuk para manajer. Selain berkaitan dengan hal keuangan, xQ merupakan ukuran yang paling penting untuk menjadi perhatian para manajer.

xQ mengukur keselarasan dari tim-tim kerja terhadap sasaran organisasi dengan cara mengukur penerapannya di organisasi melalui enam prinsip dasar:

1. Kejelasan (clarity). Apakah orang-orang dalam organisasi mengetahui sasaran-sasaran kritis organisasi? Apakah mereka memahami sasaran tersebut? Apakah mereka tahu bahwa sasaran tersebut “sangat penting” dan harus lebih diutamakan daripada tujuan yang ”penting”, apalagi dari tujuan yang “cukup penting”?
2. Komitmen (commitment). Apakah orang-orang dalam organisasi mempunyai kewenangan dan memiliki komitmen terhadap sasaran tersebut? Apakah mereka merasa ikut memiliki dan terlibat dalam menentukan sasaran? Apakah mereka dapat menerima realitas dan kelayakan sasaran tersebut?
3. Terjemahan ke dalam tindakan (translation into action). Apakah orang-orang dalam organisasi tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai sasaran? Apakah setiap individu memahami perannya dalam mencapai sasaran tersebut? Apakah mereka tahu bagaimana cara mengubah sasaran ke dalam tugas-tugas hariannya?
4. Pemberdayaan (enabling). Apakah organisasi tempat mereka bergabung mendidik dan membekali mereka untuk melakukan eksekusi dengan baik? Apakah organisasi secara aktif membantu mencari dan menyingkirkan rintangan-rintangan yang dapat menghambat proses eksekusi?
5. Sinergi (synergy). Apakah orang-orang dalam organisasi dapat bekerja sama dengan baik satu sama lain dan dengan tim lainnya? Apakah mereka “memberi jalan” satu sama lain? Dapatkah mereka satu sama lain dengan tulus mendiskusikan isu-isu utama? Apakah mereka bisa secara terus-menerus memberi jalan keluar yang baru atau cara yang lebih baik untuk melakukan eksekusi?
6. Tanggung jawab (accountability). Apakah orang-orang secara aktif dan teratur bertanggung jawab satu sama lain atas komitmen yang mereka buat? Dapatkah mereka melaporkan hasil kerja mereka baik yang baik maupun yang buruk secara jujur?

Metrik xQ dihitung dari skala 0 sampai 100, dengan angka 100 mengindikasikan setiap orang benar-benar fokus untuk melaksanakan tujuan organisasi secara cermat. Untuk menghitung xQ di suatu organisasi, dilakukan survei ke sejumlah orang, menanyakan seberapa jauh tingkat usaha mereka untuk melakukan eksekusi.

Di Indonesia, survei xQ telah dilakukan pada belasan perusahaan dan melibatkan lebih dari 1.000 orang responden. Hasil xQ agregat yang kami peroleh adalah 49/100. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan hanya mendayagunakan separo dari kemampuannya untuk fokus dalam mengeksekusi sasaran-sasaran penting perusahaan. Kalau Anda adalah pemegang saham, dan Anda tahu perusahaan Anda hanya menggunakan setengah dari waktu, bakat, dan sumber daya yang mereka miliki untuk mengeksekusi sasaran penting perusahaan Anda, apa yang akan Anda lakukan?


Alex Denni
Human Capital & Execution Expert
Head of Consulting Group-Partner Dunamis

Tidak ada komentar: